Tuesday, May 31, 2016

artikel



SAHABAT SEJATI

Disuatu Sekolah terdapat seorang sahabat yang sangat rukun sekali merekka yaitu Nia, Turi, Winda, dan Desi. Mereka adalah sahabat baik,namun diantara merea berempat mereka masih mempunyai teman paling dekat lagi. Seperti Nia lebih dekat dengan Turi dan Winda lebih dekat dengan Desi. Nia dan Turi sudah dekat sejak kecil. Selama ini pertemanan meraka sangat baik, setiap hari mereka melakuan semua kegiatan selalu bersama-sama.Seperti mengerjakan PR, bermain, dan yang lainnya.
            Namun akhir-akhir sikapnya Nia agak beda. Sikapnya Nia tidak lagi seperti biasanya. Semenja hadirnya Risti teman barunya itu yang dulunya teman SD nya. Ketika Turi menghampirinya dia tak menghiraukannya dan membiarkannya begitu saja. Seperti tidak pernah kenal sebelumnya. Melakukan apa saja sekarang dengan teman barunya itu. Turi merasa sedih karena tekman yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri kini pergi meninggalkannya dan lebih memilih teman barunya.
            Suatu hari pada jam Turi duduk di bawah pohon akasia di samping kelasnya, di mana tempat biasanya dia dudu bersama sahabatnya Nia. Turi terlihat sedih dan terdiam, piirannya penuh dengan pertanyaan. Kenapa Nia sekarang jadi acuh. Dia coba mengingat-ingat semua perkataan dan perilakunya selama ini. Siapa tahu memang ada perataan yang menyinggung perasaannya. Sudah diingat –ingat tetapi dia tidak menemukannya. Tapi kenapa dia tiba-tiba menjauhi dirinya? Turi pun semakin sedih hingga meneteskan air mata, karena dia terlalu memikiran sahabatnya tercinta dan tanpa disadarinya bahwa ada seseorang yang mendekatinya. Turi kaget arena tiba-tiba ada yang memukul pundaknya. Ketika dilihat ternyata sahabatnya yaitu Winda dan Desi yang mendekatinya.
            Turi pun tersenyum lalu Winda dan Desi dudu di sebelahnya.
“ Jam istirahat gini kok malah ngelamun…,nanti esambet loooo…! Cepat maan di kantin sama teman-teman itu looo…!” Ucap Winda.
“ Nantilah, belum lapar.” Jawab Turi agak malas.
“ Jangan nunda-nunda watu makan, nanti sakit looo…!” Sahut Desi.
“ Oh iya Tur aku perhatiin akhir-akhir ini kamu kok jarang dekat swama Nia?” Tanya Winda.
Turi tidak menjawab pertanyaan Winda, dan langsung bersandar dipundak Winda. Matanya terlihat berkaca-kaca. “ Tur kamu kenapa to…? Apa lagi ada masalah sama Nia?” Tanya Winda.
“ Iya Tur cerita dong sama kita, kita kan sahabatmu siapa tahu aja bias bantu? .” Kata Desi. .” Kata Desi.
Lalu Turi dudu tegap dan menatap kedua sahabatnya lalu berkata, “ iya benar Win, Des, memang aku sedang ada masalah sama Nia.” Jawab Turi.
“ Apa kamu habis bertengar sama dia?” Tanya Winda lagi.
Turi hanya terdiam dan baru beberapa saat menjawabnya. “Tidak Win, Des. Aku juga tida tahu salahku apa. Tiba-tiba Nia menjauhi aku. Makanya aku jadi bingung sendiri. Kalau aku ajak bicara dia acuh.
“ Apa kamu ada salah bicara?” Tanya Desi.
“ Seingat au sih nggak ada Des.Lalu Desi memeluknya dan mengelus kepalanya sambil berkata. Ya sudah, tidak usah terlalu dipikirin. Siapa tahu aja dia lagi senang dengan teman barunya itu. Jadi agak lupa dengan teman  lamanya. Memang itu bukan sifat yang baik dan tidak pantas ditiru. Tapi menurut aku, jangan sampai kamu berfikir ingin memutuskan pertemananmu dengan dia. Lebih-lebih punya dendam. Teman sejati itu harus lapang dada.” Kata Desi.
Dinasehati begitu hati Turi agak dingin. Hilang semua rasa jengelnya. Dan semua kata sahabatnya itu akan dilakukannya. Dia ingin menjadi anak yang pemaaf.
          Disuatu hari jam 06.15 Turi berangat ke sekolah. Sesampainya di sekolah ternyata sudah banya temannya yang dating. Suasananya terlihat menyenangkan. Merea sedang bercanda tawa bersama. Turi pun ingin bergabung. Setelah dia meletaan tas, diapun langsung bergabung bersama teman-temannya.Dia tengak-tengok arena yang dicarinya belum ada.
Di tempat lain tampak Nia dan Risti. Mereka berdua duduk di bawah pohon akasia yang sering dia duduki bersamaTuri,sambil memakan jajan. Melihat mereka Turi pun tersenyum sendiri. Entah apa yang ada dipikirannya.
“ Tur kamu lagi marahan dengan Nia kah, kok gak pernah main bareng lagi?” Tanya Susi salah satu teman sekelasnya.
Tapi Turi tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum, entah apa maksudnya.
“ Tur!” “Kenapa Nia sekarang sombong banget ya?” “Apa karena ada teman barunya itu?” Tanya Rina teman seelasnya juga.
Turi hanya tersenyum dan menjawab, “ kamu iri kah? ”  
“ Aku iri sama anak sombong itu…! ”  “Sory lah yauww…! ” Jawab Rina agak lebay.
“ Ya sudah. Yang sombong kan dia. Doakan saja, semoga dia cepat sadar, dan embali menjadi Nia yang dulu.”
“ Malas banget.., doakan orang seperti itu…!” “ Anak sombong itu pantasnya nggak usah ditemani.” Sahut salah seorang siswa.
“ Husss…!” “ Nggak boleh begitu, kalau sombong dibalas sambong lalu apa bedanya dia dengan kita!” Kata Turi.
          Lonceng sekolah pun berbunyi. Teng…teng … teng. Anak – anak XI IPA pun masuk ke kelas.Dua minggu ini, Sudah dua hari Nia tidak masuk sekolah. Turi agak resah. Pikirannya penuh dengan pertanyaan. Dimana anak itu, pikirnya. Ada rasa kangen dalam hati Turi. Dia coba bertanya kepada Risti.
          “ Ris, Nia kemana, sudah dua hari ini nggak kelihatan? ”    Tanya Turi kepada Risti.
“ Nggak tahu, katanya sih sakit! ” Jawabnya agak aneh.
“ Kamu nggak jenguk dia? ” Tanya Turi dengan nada lembut.
“ Kenapa? ” “ Cuma sakit demam saja kok dijenguk, nanti juga sembuh sendiri! Risti agak ketus.
Turi hanya tersenyum.
Jam 01.30 watunya pulang. Di perjalanan menuju parkiran dia bertanya kepada Winda dan Desi sahabatnya.
“ Winda, Desi. Nia  sedang sakit. Aku harus gimana?
”Lo…!”