Sunday, October 9, 2016

evaluasi pendidikan islam




MAKALAH
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam
Dosen: Dr. Hj. Hamdanah, M. Ag.

 
Disusun Oleh:
Siti Nurjanah
1501112023
Rini
1501111995
Muhammad Samsudin
1501112039

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016 M/1437H



KATA PENGANTAR
AssalamualakumWr. Wb
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Evaluasi Pendidikan Islam”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Hamdanah yang telah membimbing kami dan teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih
Wassalamu’alaikumWr. Wb.



                                              Palangkaraya,     Februari 2016

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................  i
DAFTAR ISI .....................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................................  1
C.     Tujuan Penulisan .....................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam .................................................... 3
B.     Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam ..........................................................  4
C.     Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam .............................................  7
D.    Sistem dan Cara Pelaksanaan  Evaluasi dalam Pendidikan Islam........... 8
E.     Jenis-Jenis Evaluasi Syarat-Syarat Pendidikan Islam ............................. 12
F.      Sifat, Macam-macam, dan Teknik Evaluasi Pendidikan Islam .............. 14
BAB. III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................  23
B.     Saran ......................................................................................................  24
DAFTAR PUSTAKA
                                                                                               





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara ,membimbing dan mengarah kan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik  ,agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. Sementara proses pendidikan bertujuan  untuk menimbulkan perubahan perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Perubahan perubahan yang diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang yaitu: (1)tujuan yang personal dan yang berkaitan dengan individu-individu yang sedang belajar untuk terjadinya perubahan yang diinginkan ,baik perubahan tingkah laku ,aktivitas dan pencapai nya ,serta pertumbuhan yang diingini pada peserta didik ;(2)tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai unit sosial berikut dengan dinamika masyarakat umumnya;(3)tujuan tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,seni dan profesi.proses pendidikan yang dimaksud tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukung.salah satu nya komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan pendidikan adalah evaluas
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan?
2.      Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam?
3.      Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam?
4.      Bagaimana Sistem dan  Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam?
5.      Apa Saja Jenis-jenis dan Syarat-syarat Evaluasi Pendidikan Islam?
6.      Bagaimana Sifat, Macam-macam, dan Teknik Evaluasi Pendidikan Islam?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi Pendidikan.
2.      Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsis Evaluasi pendidikan Islam.
3.      Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam.
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem dan Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam.
5.      Mengetahui Jenis-Jenis dan Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam.
6.      Untuk Mengetahui Sifat, Macam-Macam, dan Teknik Evaluasi Pendidikan Islam.















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
            Evaluasi pendidikan adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. evaluasi pendidikan islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan islam. Yang diterapkan dalam menyampaikan tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan yang dilakukan berkaitan dengan materi, metode, dan fasilitas.[1]
Evaluasi juga diartikan sebagai suatu penilaian, maksudnya suatu kegiatan yang direncanakan untuk mengukur tingkat kemajuan atau kemunduran suatu aktivitas tertentu. Benjamin Bloom mengartikan evaluasi sebagai kumpulan realitas yang disusun  secara berurutan guna memperoleh pengetahuan mengenai terjadi tidaknya perubahan dalam prestasi anak didik. Evaluasi merupakan pendeskripsian dan informasi tentang hasil tindakan yang telah dinilai yang akan dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan. [2]
Dalam evaluasi terdapat rumusan dan metode evaluasi antara lain:
1.      Tes
Tes adalah suatu proses untuk memperoleh sampel tingkah laku dari suatu tempat tertentu atau suatu prosedur secara berurutan untuk mengamati satu atau lebih karakteristik.



2.      Pengukuran
Berkaitan dengan tingkah laku peserta didik. Yang dapat dilakukan dengan cara : a) mengidentifikasi orang yang akan diukur, b) mengidentifikasi karakteristik orang yang akan diukur, menetapkan prosedur yang akan dipakai melakukan pengukuran.[3]
B.  Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam
          Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali meteri yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Juga bertujuan untuk mengetahui siapa diantar peserta didik yang cerdas dan lemah, sehingga yang lemah dapat diberi perhatian khusus agar dapat mengejar kekurangannya. Evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi peserta didik, dan juga mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan islam.[4]
         Tujuan pendidikan merupakan tujuan umum dari seluruh penyelenggaraaan pendidikan. berkaitan dengan penyelenggaraan tujuannya diturunkan menjadi tujuan kelembagaan. Tujuan bergantung pada lembaga poenyelenggara pendidikan, kemudian diturunkan lagi menjadi kurikulum atau tujuan yang berhubungan debgan rencana proses pembelajaran dengan semua mata pelajaran, alat, media, fungsi dantugas pendidik, dan metode. Misalnya kaitannya dengan mata kuliah tertentu, contohnya Ilmu Pendidikan Islam, dikemukakan tujuannya mata kuliah ini diberlakukan. Misal ada lima tujuan sebagai berikut:
1.      Mahasiswa memahami teori-teori pendidikan Islam.
2.      Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis perkembangn teori-teori ilmu pendidikan islam.
3.      Mahasiswa mampu menerima dan merespons, teori-teori ilmu pendidikan islam.
4.      Mahasiswa memiliki keterampilan menerapkan teori-teori ilmu pendidikan islam.
5.      Mahasiswa mampu mengembangkan teori-teori ilmu pendidikan islam.[5]
Sedangkan fungsi evaluasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat semestinya. Selain itu juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan cukup memadai metode pengajaran serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya. Dan sasaran evaluasi pendidikan islam secara umum ada 4 untuk melihat kemampuan peserta didik, antara lain:
1.        Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhan.
2.        Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3.        Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dengan lingkungan atau alam sekitar.
4.        Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta khalifahnya di bumi.
Dan dari keempat kemampuan dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam klasifikasi kemampuan teknik menjadi masing-masing:
1.        Sejauh mana perkembangan dan pengabdian kepada Allah SWT. Berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepadaAllah SWT yang tertuang dalam bentuk ibadah seperti shalat, puasa, dan haji.
2.        Sejauh mana dapat menerapkan nilai-nilai agamanya dan kegiatan hidup bermasyarakat, seperti akhlak mulia, disiplin, kepedulian, dan tanggung jawab.
3.        Bagaimana usahanya mengelola dan memlihara serta menyesuaikan diri dengan alam sekitar, apakah memberikan makna bagi kehidupan atau malah merusak.
4.        Bagaiman dan sejauh mana dia memendang dirinya sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang bentingkan hraneka ragam budaya, suku, dan agama.
       Ciri khusus bagi evaluasi ilmu pendidikan modern adalah, sbagai berikut:
a.         Lebih mementingkan hasil belajar fungsional daripada pengertian, skill. Hal ini meliputi aspek perkembangan anak, baik fisik, intelek, emosi, sosial, spiritual,  serta persesuaian individu dengan sosial.
b.        Lebih menikberatkan pada pemahaman.
c.         Banyak menggunakan tes-tes informal sebagai pelengkap tes-tes formal.
d.        Mengembangkan analisis unsur-unsur kesanggupan mental.
e.         Berbagai teknik dikembangkan untuk mengukur peranan individu maupun kelompok dalam memehami antar kelompok.
f.         Tes-tes kepribadian makin dikembangkan.
          Allah berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 37 yang artinya “daging-daging unta dan darahnya sekalipun itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. Dan surat Al-Mulk ayat 2 yang artinya “ yang menjadikan kamu mati dan hidup, supaya Dia mengujimu, siapa diantar kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun. Ditambah sabda nabi Muhammad SAW “ sesungguhnya Allah tidak mengevaluasi pada bentuk dan rupa, postur tubuh serta harta kamu, tetapi Allah mengevaluasi pada hati dan amal perbuatanmu ( HR. Thabrani).[6]
Sedangkan dijelaskan dalam buku Ilmu Pendidikan Islam Jilid II ( Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, 2010,hlm. 210) bahwa fungsi evaluasi pendidikan adalah:
1.      Penempatan pada tempat tang tepat.
2.      Pemberian umpan balik.
3.      Diagnosis kesulitan belajar siswa.
4.      Penentuan kelulusan.
C.  Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
          Evaluasi adalah penilaian tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek yang lain. Dalam evaluasi ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan antara lain:
1.      Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)
Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, tetapi harus diakukan secara terus menerus, seperti halnya dalam dunia pendidikan misalnya mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan peserta didiknya hingga tamat sekolah. Dalam islam sangat dianjurkan prinsip ini, klarena dengan berpegang pada prinsip ini keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi jelas dan stabil (QS. Fusshilat : 30), serta dapat menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan (QS. Al-Ahqaf: 13-14).[7]
2.      Prinsip Menyeluruh (Komprehensif )
Dalam prinsip ini melihat semua aspek dari kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan lainnya. Karena tidak semua peserta didik dapat menguasai seluruh atau beberapa pengetahuan atau keterampilan secara utuh.
3.      Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dalam melakukan evaluasi dilakukan dengan berdasrkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah , memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi,  jangan karena kebencian menjadikan ketikobjektifan suatu evaluassi yang dilakukan(QS. Al-Maidah: 8). Nabi SAW juga bersabda “Andaikan Fathimah binti Muhammad itu mencuri, pasti aku tidak segan-segan memotong kedua tangannya”. Begitupun dengan Umar bin Khatab yang mencambuk anaknya karena berbuat zina. Prinsip ini dapat diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan sifat-sifat utama contohnya sifaf siddiq (benar atau jujur), ikhlas, amanah, ta’awun, dan ramah.[8]
Selain itu, evaluasi juga dilaksanakan dengan dengan prinsip bahwa apa yang dievaluasikan merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, bersifat komparabel, yakni dapat dibandingkan antara satu tahap penilaian dengan tahap penilaian lainnya, serta memiliki kejelasan bag para siswa, dan bagi pengajar itu sendiri. Prinsip-prinsip itu sejalan dengan aturan islam sebagaimana dalam ayat al-Qur’an dan hadis sebagai berikut:
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama dengan orang yang jujur.” (Q.S At-Taubah: 119)
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada surga.” (HR. Buhari-Muslim).
“Tinggalkan apa yang engkau ragu-ragu, kepada yang engkau tidak ragu-ragu. Sebenarnya kebenaran itu membawa kepada ketenangan, dan dusta itu membaw kepada keragu-raguan.” (HR. Turmudzi).[9]
D.  Sistem dan Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
1.      Sistem Evaluasi
a.       Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problem kehidupan yang dialami (QS. Al-Baqarah: 155)
b.      Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diamalkan oleh Rasulullah SAW. kepada umatnya (QS. Al-Naml:40) seperti pengevaluasian Allah terhadap Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud (QS. Al-Naml: 27).
c.       Untuk menentukan tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih putranya tercinta yaitu Ismail (QS. As-Shaffat: 103-107).
d.      Untuk  mengukur pengetahuan, hafalan, dari pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasiaan terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah: 31).
e.       Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang melakukan kegiatan yang baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) kepada mereka yang berlaku buruk (Az-Zalzalah: 7-8).[10]
2.      Sistem Evaluasi yang Diterapkan Allah
Ada 3 tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap manusia yaitu:
a)      Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialami.
b)      Untuk mengetahui sampai mana hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rasulullah terhadap umatnya.
c)      Untuk menentukan tingkat-tingkat hidup keislaman atau keislaman manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia disisi Allah.
1)      Contohnya sistem evaluasi Tuhan terhadap manusia yang menghadapi berbagai kesulitan hidup, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
2)      Sistem evaluasi untuk mengetahui apakah bersyukur atau kufur terhadap Tuhan, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Namlayat 40:
قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٠
 Artinya: “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"
3)        Nabi sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang wanita cantik, yang diceritakan dalam Al-qur’an surat An-Naml ayat 27:
قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Artinya:Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”.
4)      Sebagai contoh yang berat kepada nabi Ibrahim, yang diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya,. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan.[11]
3.      Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
a.       Evaluasi Terhadap Diri Sendiri
Seorang muslim dan insan yang baik adalah yang senantiasa mengevaluasi diri sendiri dengan cara muhasabah dengan menghitung baik buruknya, menulis tentang dirinya, baik mengenai kelebihannya ataupun kekurangannya dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Dengan evaluasi diri sendiri akan mampu menggambarkan keadaannya yang sesungguhnya, karena mengetahui perilakunya sendiri. Allah berfirman dalam surat Adz-dzariyat ayat 21 :[12]
 وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
Artinya “dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan”.
Dan umat Umar bin Khattab berkata: “Hasibu qabla ‘an tuhasabu” ( evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi orang lain), dengan begitu setiap individu dituntut untuk selalu waspada dalam melakukan suatu tindakan, karena semua tindakan itu tidak terlepas dari evaluasi dari Allah ( QS. Al-Baqarah:115) dan dua malikat sebagai pengawas yaitu Raqib dan  Atid 9 QS. Qaf:18).[13]
b.      Evaluasi Kegiatan Orang Lain
Evaluasi terhadap orang lain harus disertai amr ma’ruf nahi munkar, (mengajak yang baik dan mencegah yang mungkar). Tujuannya agar memperbaiki tindakan orang lain, bukan untuk mencari aib atau kelemahan seseorang. dengan begitu maka evaluasi pendidikan islam akan terlaksana (QS. Al-Ashr: 3).[14]
Namun terkadang dengan dorongan hawa nafsu, individu terkadang melakukan kesalahan dan perilaku yang buruk, dan tidak merasakan bahwa tindakannya akan merugikan orang lain.
E.     Jenis-Jenis dan Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam
1.      Jenis-jenis Evaluasi pendidikan Islam
a)      Evaluasi formative
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah ia menyelesaikan program dalam salah satu bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Yang diterapkan berdasr pada suatu bahwa manusia memiliki banyak kelemahan, seperti dijelaskan dalam(QS. An-Nisa:28), dan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa (QS. An-Nahl:78). Dengan begitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dibiasakan. Allah menganjurkan untuk berfokus pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses belajar mengajar sampai penngevaluasian, kemudian setelah informasi telah dikuasai, maka dapat pada informasi yang lain.
b)      Evaluasi sumatif
Evaluasi yang dilakukan trerhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam 1 semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya (dalam surat Al-Insyiqaq :19 dan Al-Qamar: 49).
c)      Evaluasi penempatan
Yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mrengajar untuk kepentingan penempatan jurusan atau fakultas yang diinginkan.
d)     Evaluasi diagnosis
Evaluasi terhadap hasil analisa tentang keadaan-keadaan belajar peserta didik, baik baik berupa kesulitan-kesulitan dalam proses belajar mengajar.[15]
2.      Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam
          Kegiatan evaluasi harus memiliki syarat-syarat agar hasil evaluasi tersebut dapat diakui kesahihannya,dan harus pula memiliki prinsip-prinsip agar hasil evaluasi tersebut dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, dan dapat memuaskan para siswi yang menjadi sasaran evaluasi tersebut.
          Syarat-syarat evaluasi tersebut diantaranya, persyaratan validity, reliable, dan efisiensi. Validity terkait dengan hal-hal yang seharusnya dievaluasi yang ingin diketahui dan diselidi, dan ssoal-soal yang disusun dapat memberikan gambaran keseluruhan dari kesanggupan anak mengenai bidang tertentu. Reliable terkait dengan keterpercayaan, yaitu bahwa soal yang disusun dapat memberikan keterangan tentang kesanggupan peserta didik yang sesunggunya, serta tidak menimbulkan tafsiran yang beraneka Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2,ragam. Adapun efisiensi, berkaitan dengan kemudahan dalam pengadministrasian, penilaian, dan interpretasinya.[16]
a)      Validity
Maksudnya adalah tes harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang harus dievaluasi, meliputi seluruh bidang tertentu yang ingin diselidiki, sehingga tidak tidak hanya mencakup satu bidang saja, melainkan harus memberikan gambaran keseluruhan.
b)      Reliabe
Tes yang dapat dipercaya yang memberikan keteranagn tentang kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya.
c)      Efisiensi
Tes yang mudah dalam penilaian, dan pengamalannya. Allah berfirman dalam surat Al-Insyiqaq ayat 8 :
 فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا
Artinya: “maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”.
F.     Sifat, Macam-Macam, Dan Terknik Evaluasi Pendidikan Islam
1.      Sifat –Sifat Evaluasi Pendidikan Islam
Sifat –sifat evaluasi yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam adalah:
a)      Kuantitatif
Yaitu hasil evaluasi yang diberikan skor atau nilai dalam bentuk angka, misalnya 50, 80,100.
b)      Kualitatif
Yaitu hasil evaluasi diberikan dalam bentuk pernyataan verbal, misalnya memuaskan, baik, cukup, dan kurang.
2.      Macam-macam Evaluasi Pendidikan Islam
a)      Tes tertulis
b)      Tes lisan
c)      Perbuatan
3.      Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan Islam
a)      Teknik tes
Yaitu teknik yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik, meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar, serta bakat khusus dan intelegensinya. Yang terdiri dari:
1)      Uraian
2)      Objektifitas ( dalam bentuk betul salah).
3)      Pilihan ganda
4)      Isian
5)      Jawaban singkat.
b)      Nontes
Yaitu teknik yang digunakan untuk menilai karakteristik lainnya, misalnya minat, sikap, dan kepribadian siswa.[17]
4.      Manfaat Evaluasi
            Evaluasi mempunyai manfaat bagi berbagai pihak. Evaluasi hasil belajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses pengajaran, terutama siswa, guru, pembimbing/penyuluh sekolah, dan orang tua siswa.
a)      Manfaat bagi Siswa
 Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Dengan informasi ini siswa dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai. Terdapat dua kemungkinan bagi siswa untuk mengambil sikap dan langkah yang sesuai tersebut.
1)      Hasil evaluasi tidak memuaskan
Apabila ternyata hasil evaluasi menunjukkan siswa itu belum mencapai tujuan instruksional yang diinginkan, ia dapat dimotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan mencari upaya untuk menutup kekurangannya. Meskipun demikian, hasil serupa dapat mempunyai akibat negatif bagi sementara siswa, yakni mereka menjadi putus asa dan motivasi belajarnya menurun atau bahkan hilang sama sekali.
2)   Hasil evaluasi memuaskan
Apabila hasil memuaskan siswa, siswa terdorong untuk mengulangi atau bahkan memperbaiki hasilnya supaya dapat memperoleh kepuasan yang serupa di waktu yang akan datang. Dengan demikian, siswa merasa ada motivasi untuk sekurang-kurangnya mempertahankan tingkat kegiatan belajarnya atau malah lebih giat lagi belajar di waktu yang akan datang. Seperti halnya dengan yang terjadi pada butir a di atas, disini pun terdapat kemungkinan siswa sudah merasa puas dengan hasil yang diperoleh sehingga tidak merasa adanya motivasi untuk belajar lebih giat lagi.[18]
b)      Manfaat bagi Guru
Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi pengajaran, dan metoda mengajarnya.
1)     Keadaan siswa
Karena hasil yang diperoleh dari evaluasi itu adalah hasil yang dicapai oleh tiap siswa, hasil evaluasi tersebut memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan belajar tiap siswa berikut letak kesulitan belajar yang dialami oleh mereka. Berdasarkan petunjuk ini guru dapat mengupayakan perbaikan atau pengayaan belajar siswa.


2)      Keadaan materi pengajaran
 Hasil evaluasi pun dapat memberikan gambaran bagi guru tentang daya serap siswa atas materi pengajaran yang disajikannya. Misalnya, hampir semua siswa mendapat hasil yang tidak memuaskan pada soal-soal yang menannyakan satu topik tertentu, berarti topik itu belum dikuasai oleh sebagian besar siswa. Guru dapat meneliti lebih jauh keadaan materi yang belum dikuasai tersebut dan mengupayakan perbaikan atau penyesuaiannya. Sebaliknya, apabila hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua atau hampir semua siswa telah menguasai bahan pengajaran tersebut, maka materi pengajaran tersebut tidak perlu diulangi lagi.[19]
3)      Keadaan metoda pengajaran
 Hasil evaluasi dapat menunjukkan tepat tidaknya metoda mengajar yang dipergunakan oleh guru dalam menyajikan suatu materi tertentu. Apabila hasil evaluasi mengecewakan, terdapat kemungkinan bahwa metoda pengajaran yang diterapkan untuk penyajian topik tertentu itu tidak atau belum sesuai. Guru berkewajiban mencari metoda lain yang lebih cocok untuk mengajarkan materi pengajaran tertentu itu.
c)      Manfaat bagi Pembimbing/Penyuluh
Bimbingan dan penyuluhan umumnya diarahkan kepada usaha peningkatan daya serap siswa serta penyesuaian siswa dengan lingkungannya. Upaya bimbingan dan penyuluhan akan lebih terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat tentang keadaan siswa, baik dari segi intektualnya maupun dari segi emosionalnya. Untuk memperoleh informasi akurat yang diinginkan itu, evaluasi memegang peranan penting.
d)     Manfaat bagi Sekolah
Keberhasilan kegiatan belajar-mengajar ditentukan pula oleh kondisi belajar yang diciptakan sekolah. Efektivitas kegiatan belajar-mengajar yang dipersyaratkan antara lain oleh kondisi belajar yang diciptakan sekolah itu diperoleh informasinya melalui evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh itu dapat dipakai sekolah untuk mengintrospeksi diri untuk melihat sejauh mana kodisi belajar yang diciptakannya membantu terselenggaranya pengajaran dengan baik.[20]
Dengan kondisi belajar tidak saja dimaksudkan situasi yang ada selama proses belajar-mengajar berlangsung (misalnya suasana tenang) tetapi juga kondisi yang berhubungan dengan siswa, guru, orang tua siswa, dan sebagainya. Siswa yang senang berkelahi, guru yang tingkat pendidikannya rendah, orang tua siswa yang acuh tak acuh terhadap perkembangan belajar anaknya, semua itu merupakan kondisi yang memprasyaratkan kurangnya keberhasilan kegiatan belajar-mengajar.
e)      Manfaat bagi Orang Tua Siswa
Semua orang tua ingin melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai anaknya di sekolah, kendatipun pengetahuan itu tidak menjamin adanya upaya dari mereka untuk peningkatan kemajuan anaknya. Oleh karena itu setiap caturwulan atau semester, sekolah memberikan laporan kemajuan siswa kepada orang tuanya dalam bentuk buku rapor. Yang ada dalam buku rapor itu tidak lain dari hasil evaluasi yang dibuat oleh guru dan semua petugas sekolah terhadap siswa.[21]
5.      Sistem Evaluasi dalam Pendidikan Islam
a.       Menguji daya kemampuan manusia yang beriman terhadap berbagai macam problem kehidupan yang dialami (QS.Al-Baqarah:155).
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ 
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
b.      Untuk mengetahui sejauh mana hasil pendodikan yang diberikan dan diaplikasikannya seperti yang dicontohkan Rasulullah kepada umatnya (An-Naml:27).
قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Artinya: “Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.”
c.       Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang seperti Allah mengevaluasi Nabi Ibrahim ketika ia menyembelih anaknya Ismail (QS. As-Shaffat:103-107).
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ ١٠٣  وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ ١٠٤ قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٠٥ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ١٠٦  وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ١٠٧
Artinya:
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)
104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim
105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
d.      Untuk mengukur daya kognisi atau hafalan manusia terhadap pelajaran yang telah diberikan kepadanya seperti Allah mengevaluasi nabi Adam tentang asma-asmanya (QS. Al-Baqarah:31).
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِ‍ُٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ 
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
e.       Memberikan hadiah kepada peserta didik yang mempunyai prestasi dan hukuman bagi siswa yang melanggar (QS. Al-Zalzalah:7-8).
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ٧  وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ ٨
Artinya:
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.









BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Evaluasi juga diartikan sebagai suatu penilaian, maksudnya suatu kegiatan yang direncanakan untuk mengukur tingkat kemajuan atau kemunduran suatu aktivitas tertentu. Meode evaluasi ada dua yaitu tes dan pengukuran.
Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali meteri yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Prinsip-prinsip evaluasi pendidikan islam atara lain:
1.    Prinsip Kesinambungan ( Kontinuitas)
2.    Prinsip Menyeluruh (Komprehensif )
3.    Prinsip Objektivitas
Cara evaluasipendidikan agama islam ada 2 yaitu evaluasi diri sendiri dan evaluasi orang lain. Jenis-jenis evaluasi pendidikan islam ada 4 yaitu:
1.      Evaluasi formatif
2.      Evaluasi sumatif
3.      Evaluasi penempatan
4.      Evaluasi diagnosis
Syarat-syarat evaluasi pendidikan islam ada 3 yaitu:
1.      Validity
2.      Reliable
3.      Efisiensi
Sifat-sifat evaluasi pendidikan islam yaitu kuantitatif dan kualitatif. Dan manfaat evaluasi pendidikan islam ada 5 yaitu manfaat bagi siswa, guru, pembimbing atau penyuluh, orang tua, dan bagi sekolah.

B.  Saran
           Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat memahami yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan islam. Dan perlunya perbaikan setelah mengadakan evaluasi, perlunya menelaah kembali secara berulang ulang terhadap pembelajaran yang ada di Indonesia agar dapat tercapai tujuan ytang diharapkan,berusaha menjadi yang terbaik. Penulis mengucapkan mohon maaf kepada semua pihak khususnya para dosen dan umumnya untuk semua mahasiswa mengenai kritik dan saran. Karena penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah kedepannya.











DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, 2000. Jakarta: Bumi Aksara.

Basri Hasan, Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam ( jilid II), 2010. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mujib Abdul, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, 2006. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, 2010. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam II, 1997. Bandung: Pustaka Setia.

















                [1] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2, hlm.211.
                [2] Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam ( jilid II), 2010. Jakarta: Pustaka Setia, cet.1, hlm.203.
                [3] Ibid, Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, hlm.204-205.
                [4] Ibid, Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, hlm.212.
                [5] Ibid, Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, hlm.208.
                [6] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2, hlm.213.

                [7] Ibid, Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, hlm. 214.
                [8] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2, hlm.215.
                [9] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group: Jakarta. 2010, cet. 1, hlm.312.
                [10] Ibid, Abuddin Nata, hlm. 215.
                [11] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan teoritis dan Praktis berdasrkan Pendekatan Interdisipliner, 2000. Jakarta: PT Bumi Aksara, ed.1, cet. 5, hlm. 240-242.
                [12] QS. Adz-Dzariyat: 21
                [13] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2, hlm.216.
                [14] Ibid, hlm.216.
                [15] Ibid, hlm. 217.
                [16] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group: Jakarta. 2010, cet. 1, hlm.311.

                [17] Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2, hlm. 218.
[18] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia. 1997. Hlm. 137
                [19]Ibid, Nur Uhbiyati, hlm. 137.
                [20]Ibid, hlm. 138
                [21]Ibid, hlm. 138-139

No comments: