MAKALAH
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: Ilmu
Pendidikan Islam
Dosen: Dr. Hj.
Hamdanah, M. Ag.
Disusun Oleh:
Siti Nurjanah
1501112023
Rini
1501111995
Muhammad Samsudin
1501112039
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016 M/1437H
KATA PENGANTAR
AssalamualakumWr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Evaluasi Pendidikan Islam”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu
Pendidikan Islam” dengan tepat waktu.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Hamdanah yang telah membimbing kami dan teman-teman
satu kelompok yang telah bekerja sama sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih
Wassalamu’alaikumWr.
Wb.
Palangkaraya, Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam .................................................... 3
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam .......................................................... 4
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam ............................................. 7
D. Sistem dan Cara Pelaksanaan
Evaluasi dalam Pendidikan Islam...........
8
E. Jenis-Jenis Evaluasi Syarat-Syarat Pendidikan Islam ............................. 12
F. Sifat, Macam-macam, dan Teknik Evaluasi Pendidikan Islam .............. 14
BAB.
III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 23
B. Saran ...................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya
sadar dan tanggung jawab untuk memelihara ,membimbing dan mengarah kan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik ,agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang
hakiki. Sementara proses
pendidikan bertujuan untuk menimbulkan
perubahan perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Perubahan perubahan yang
diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang yaitu: (1)tujuan yang personal dan yang berkaitan dengan
individu-individu yang sedang belajar untuk terjadinya perubahan yang
diinginkan ,baik perubahan tingkah laku ,aktivitas dan pencapai nya ,serta
pertumbuhan yang diingini pada peserta didik ;(2)tujuan sosial yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat sebagai unit sosial
berikut dengan dinamika masyarakat umumnya;(3)tujuan tujuan profesional yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,seni dan profesi.proses
pendidikan yang dimaksud tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukung.salah
satu nya komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan pendidikan adalah
evaluas
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam?
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam?
4. Bagaimana Sistem dan Cara
Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam?
5. Apa Saja Jenis-jenis dan Syarat-syarat Evaluasi Pendidikan
Islam?
6. Bagaimana Sifat, Macam-macam, dan Teknik Evaluasi Pendidikan
Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi Pendidikan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsis Evaluasi pendidikan Islam.
3. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem dan Cara Pelaksanaan Evaluasi
Pendidikan Islam.
5. Mengetahui Jenis-Jenis dan Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan
Islam.
6. Untuk Mengetahui Sifat, Macam-Macam, dan Teknik Evaluasi
Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan adalah suatu proses
penaksiran terhadap kemajuan pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk
tujuan pendidikan. evaluasi pendidikan islam adalah suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan islam. Yang
diterapkan dalam menyampaikan tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam
menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan
yang dilakukan berkaitan dengan materi, metode, dan fasilitas.[1]
Evaluasi juga diartikan sebagai suatu
penilaian, maksudnya suatu kegiatan yang direncanakan untuk mengukur tingkat
kemajuan atau kemunduran suatu aktivitas tertentu. Benjamin Bloom mengartikan
evaluasi sebagai kumpulan realitas yang disusun
secara berurutan guna memperoleh pengetahuan mengenai terjadi tidaknya
perubahan dalam prestasi anak didik. Evaluasi merupakan pendeskripsian dan
informasi tentang hasil tindakan yang telah dinilai yang akan dijadikan bahan
pertimbangan pengambilan keputusan. [2]
Dalam evaluasi terdapat rumusan dan
metode evaluasi antara lain:
1. Tes
Tes adalah suatu proses untuk
memperoleh sampel tingkah laku dari suatu tempat tertentu atau suatu prosedur
secara berurutan untuk mengamati satu atau lebih karakteristik.
2. Pengukuran
Berkaitan dengan tingkah laku peserta
didik. Yang dapat dilakukan dengan cara : a) mengidentifikasi orang yang akan
diukur, b) mengidentifikasi karakteristik orang yang akan diukur, menetapkan
prosedur yang akan dipakai melakukan pengukuran.[3]
B. Tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan islam
Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar
pemahaman peserta didik terhadap materi pelajran, melatih keberanian dan
mengajak peserta didik untuk mengingat kembali meteri yang telah diberikan, dan
mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Juga bertujuan untuk mengetahui siapa
diantar peserta didik yang cerdas dan lemah, sehingga yang lemah dapat diberi
perhatian khusus agar dapat mengejar kekurangannya. Evaluasi bertujuan untuk
mengevaluasi peserta didik, dan juga mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana
ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan
pendidikan islam.[4]
Tujuan pendidikan merupakan tujuan umum dari
seluruh penyelenggaraaan pendidikan. berkaitan dengan penyelenggaraan tujuannya
diturunkan menjadi tujuan kelembagaan. Tujuan bergantung pada lembaga
poenyelenggara pendidikan, kemudian diturunkan lagi menjadi kurikulum atau
tujuan yang berhubungan debgan rencana proses pembelajaran dengan semua mata
pelajaran, alat, media, fungsi dantugas pendidik, dan metode. Misalnya
kaitannya dengan mata kuliah tertentu, contohnya Ilmu Pendidikan Islam,
dikemukakan tujuannya mata kuliah ini diberlakukan. Misal ada lima tujuan
sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami teori-teori pendidikan Islam.
2. Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis perkembangn teori-teori
ilmu pendidikan islam.
3. Mahasiswa mampu menerima dan merespons, teori-teori ilmu
pendidikan islam.
4. Mahasiswa memiliki keterampilan menerapkan teori-teori ilmu
pendidikan islam.
5. Mahasiswa mampu mengembangkan teori-teori ilmu pendidikan islam.[5]
Sedangkan fungsi
evaluasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengubah atau mengembangkan
tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu
kepuasan bila berbuat semestinya. Selain itu juga dapat membantu seorang
pendidik dalam mempertimbangkan cukup memadai metode pengajaran serta membantu
dan mempertimbangkan administrasinya. Dan sasaran evaluasi pendidikan islam
secara umum ada 4 untuk melihat kemampuan peserta didik, antara lain:
1.
Sikap dan pengalaman
terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhan.
2.
Sikap dan pengalaman
terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3.
Sikap dan pengalaman
terhadap arti hubungan dengan lingkungan atau alam sekitar.
4.
Sikap dan pandangan
terhadap diri sendiri selaku hamba Allah, anggota masyarakat, serta khalifahnya
di bumi.
Dan dari keempat kemampuan dasar
tersebut kemudian dijabarkan dalam klasifikasi kemampuan teknik menjadi
masing-masing:
1.
Sejauh mana perkembangan
dan pengabdian kepada Allah SWT. Berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan
dan ketaqwaan kepadaAllah SWT yang tertuang dalam bentuk ibadah seperti shalat,
puasa, dan haji.
2.
Sejauh mana dapat
menerapkan nilai-nilai agamanya dan kegiatan hidup bermasyarakat, seperti
akhlak mulia, disiplin, kepedulian, dan tanggung jawab.
3.
Bagaimana usahanya
mengelola dan memlihara serta menyesuaikan diri dengan alam sekitar, apakah
memberikan makna bagi kehidupan atau malah merusak.
4.
Bagaiman dan sejauh mana
dia memendang dirinya sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat
yang bentingkan hraneka ragam budaya, suku, dan agama.
Ciri khusus bagi evaluasi ilmu pendidikan
modern adalah, sbagai berikut:
a.
Lebih mementingkan hasil
belajar fungsional daripada pengertian, skill. Hal ini meliputi aspek
perkembangan anak, baik fisik, intelek, emosi, sosial, spiritual, serta persesuaian individu dengan sosial.
b.
Lebih menikberatkan pada
pemahaman.
c.
Banyak menggunakan tes-tes
informal sebagai pelengkap tes-tes formal.
d.
Mengembangkan analisis
unsur-unsur kesanggupan mental.
e.
Berbagai teknik
dikembangkan untuk mengukur peranan individu maupun kelompok dalam memehami
antar kelompok.
f.
Tes-tes kepribadian makin
dikembangkan.
Allah berfirman dalam surat Al-Hajj
ayat 37 yang artinya “daging-daging unta dan darahnya sekalipun itu sekali-kali
tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya”. Dan surat Al-Mulk ayat 2 yang artinya “ yang menjadikan kamu mati
dan hidup, supaya Dia mengujimu, siapa diantar kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun. Ditambah sabda nabi Muhammad SAW “
sesungguhnya Allah tidak mengevaluasi pada bentuk dan rupa, postur tubuh serta
harta kamu, tetapi Allah mengevaluasi pada hati dan amal perbuatanmu ( HR.
Thabrani).[6]
Sedangkan dijelaskan dalam buku Ilmu
Pendidikan Islam Jilid II ( Hasan Basri, Beni Ahmad Saebani, 2010,hlm. 210)
bahwa fungsi evaluasi pendidikan adalah:
1. Penempatan pada tempat tang tepat.
2. Pemberian umpan balik.
3. Diagnosis kesulitan belajar siswa.
4. Penentuan kelulusan.
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi adalah penilaian tentang
suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek yang lain. Dalam evaluasi ada
beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan antara lain:
1. Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)
Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali
atau dua kali saja, tetapi harus diakukan secara terus menerus, seperti halnya
dalam dunia pendidikan misalnya mulai dari proses belajar mengajar sambil
memperhatikan keadaan peserta didiknya hingga tamat sekolah. Dalam islam sangat
dianjurkan prinsip ini, klarena dengan berpegang pada prinsip ini keputusan
yang diambil oleh seseorang menjadi jelas dan stabil (QS. Fusshilat : 30),
serta dapat menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan (QS. Al-Ahqaf:
13-14).[7]
2. Prinsip Menyeluruh (Komprehensif )
Dalam prinsip ini melihat semua aspek
dari kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap
kerja sama, tanggung jawab dan lainnya. Karena tidak semua peserta didik dapat
menguasai seluruh atau beberapa pengetahuan atau keterampilan secara utuh.
3. Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dalam melakukan evaluasi
dilakukan dengan berdasrkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah , memerintahkan agar
seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi,
jangan karena kebencian menjadikan ketikobjektifan suatu evaluassi yang
dilakukan(QS. Al-Maidah: 8). Nabi SAW juga bersabda “Andaikan Fathimah binti
Muhammad itu mencuri, pasti aku tidak segan-segan memotong kedua tangannya”.
Begitupun dengan Umar bin Khatab yang mencambuk anaknya karena berbuat zina.
Prinsip ini dapat diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan sifat-sifat utama
contohnya sifaf siddiq (benar atau jujur), ikhlas, amanah, ta’awun, dan ramah.[8]
Selain itu, evaluasi juga dilaksanakan
dengan dengan prinsip bahwa apa yang dievaluasikan merupakan bagian integral
dari proses belajar mengajar, bersifat komparabel, yakni dapat dibandingkan
antara satu tahap penilaian dengan tahap penilaian lainnya, serta memiliki
kejelasan bag para siswa, dan bagi pengajar itu sendiri. Prinsip-prinsip itu
sejalan dengan aturan islam sebagaimana dalam ayat al-Qur’an dan hadis sebagai
berikut:
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama dengan orang yang jujur.” (Q.S
At-Taubah: 119)
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa
kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada surga.” (HR. Buhari-Muslim).
“Tinggalkan apa yang engkau
ragu-ragu, kepada yang engkau tidak ragu-ragu. Sebenarnya kebenaran itu membawa
kepada ketenangan, dan dusta itu membaw kepada keragu-raguan.” (HR. Turmudzi).[9]
D. Sistem dan Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
1. Sistem Evaluasi
a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problem kehidupan yang dialami (QS. Al-Baqarah: 155)
b. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan
wahyu yang telah diamalkan oleh Rasulullah SAW. kepada umatnya (QS. Al-Naml:40)
seperti pengevaluasian Allah terhadap Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud
(QS. Al-Naml: 27).
c. Untuk menentukan tingkat hidup keislaman atau keimanan
seseorang, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih putranya
tercinta yaitu Ismail (QS. As-Shaffat: 103-107).
d. Untuk mengukur
pengetahuan, hafalan, dari pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti
pengevaluasiaan terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya
dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah: 31).
e. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang melakukan
kegiatan yang baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) kepada mereka yang
berlaku buruk (Az-Zalzalah: 7-8).[10]
2. Sistem Evaluasi yang Diterapkan Allah
Ada 3 tujuan pedagogis dari sistem
evaluasi Tuhan terhadap manusia yaitu:
a) Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
macam problema kehidupan yang dialami.
b) Untuk mengetahui sampai mana hasil pendidikan wahyu yang telah
diterapkan Rasulullah terhadap umatnya.
c) Untuk menentukan tingkat-tingkat hidup keislaman atau keislaman
manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia disisi Allah.
1) Contohnya sistem evaluasi Tuhan terhadap manusia yang menghadapi
berbagai kesulitan hidup, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم
بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ
وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
2)
Sistem evaluasi untuk mengetahui apakah
bersyukur atau kufur terhadap Tuhan, sebagaimana firman Allah dalam surat
An-Namlayat 40:
قَالَ
ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن
يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ
هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ
فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ
٠
Artinya: “Berkatalah seorang yang mempunyai
ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"
3)
Nabi sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran
seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang
diperintah oleh seorang wanita cantik, yang diceritakan dalam Al-qur’an surat
An-Naml ayat 27:
قَالَ
سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Artinya:Berkata Sulaiman: "Akan kami
lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”.
4)
Sebagai contoh yang berat kepada nabi Ibrahim,
yang diperintahkan Allah untuk menyembelih anaknya,. Tujuannya untuk mengetahui
kadar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan.[11]
3. Cara Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Islam
a. Evaluasi Terhadap Diri Sendiri
Seorang muslim dan insan yang baik
adalah yang senantiasa mengevaluasi diri sendiri dengan cara muhasabah dengan
menghitung baik buruknya, menulis tentang dirinya, baik mengenai kelebihannya
ataupun kekurangannya dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Dengan evaluasi diri
sendiri akan mampu menggambarkan keadaannya yang sesungguhnya, karena
mengetahui perilakunya sendiri. Allah berfirman dalam surat Adz-dzariyat ayat
21 :[12]
وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
Artinya “dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan”.
Dan umat Umar bin Khattab berkata: “Hasibu
qabla ‘an tuhasabu” ( evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi orang lain),
dengan begitu setiap individu dituntut untuk selalu waspada dalam melakukan
suatu tindakan, karena semua tindakan itu tidak terlepas dari evaluasi dari
Allah ( QS. Al-Baqarah:115) dan dua malikat sebagai pengawas yaitu Raqib
dan Atid 9 QS. Qaf:18).[13]
b.
Evaluasi Kegiatan Orang Lain
Evaluasi terhadap orang lain harus disertai amr
ma’ruf nahi munkar, (mengajak yang baik dan mencegah yang mungkar).
Tujuannya agar memperbaiki tindakan orang lain, bukan untuk mencari aib atau
kelemahan seseorang. dengan begitu maka evaluasi pendidikan islam akan
terlaksana (QS. Al-Ashr: 3).[14]
Namun terkadang dengan dorongan hawa nafsu,
individu terkadang melakukan kesalahan dan perilaku yang buruk, dan tidak
merasakan bahwa tindakannya akan merugikan orang lain.
E. Jenis-Jenis dan Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam
1. Jenis-jenis Evaluasi pendidikan Islam
a) Evaluasi formative
Evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah ia menyelesaikan
program dalam salah satu bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Yang
diterapkan berdasr pada suatu bahwa manusia memiliki banyak kelemahan, seperti
dijelaskan dalam(QS. An-Nisa:28), dan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa
(QS. An-Nahl:78). Dengan begitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak
dibiasakan. Allah menganjurkan untuk berfokus pada suatu informasi yang
didalami sampai tuntas, mulai proses belajar mengajar sampai penngevaluasian,
kemudian setelah informasi telah dikuasai, maka dapat pada informasi yang lain.
b) Evaluasi sumatif
Evaluasi yang dilakukan trerhadap
hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam 1 semester, atau
akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya (dalam surat Al-Insyiqaq :19
dan Al-Qamar: 49).
c) Evaluasi penempatan
Yang dilakukan sebelum anak mengikuti
proses belajar mrengajar untuk kepentingan penempatan jurusan atau fakultas
yang diinginkan.
d) Evaluasi diagnosis
Evaluasi terhadap hasil analisa
tentang keadaan-keadaan belajar peserta didik, baik baik berupa
kesulitan-kesulitan dalam proses belajar mengajar.[15]
2. Syarat-Syarat Evaluasi Pendidikan Islam
Kegiatan evaluasi harus memiliki
syarat-syarat agar hasil evaluasi tersebut dapat diakui kesahihannya,dan harus
pula memiliki prinsip-prinsip agar hasil evaluasi tersebut dapat mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya, dan dapat memuaskan para siswi yang menjadi sasaran
evaluasi tersebut.
Syarat-syarat
evaluasi tersebut diantaranya, persyaratan validity, reliable, dan efisiensi.
Validity terkait dengan hal-hal yang seharusnya dievaluasi yang ingin diketahui
dan diselidi, dan ssoal-soal yang disusun dapat memberikan gambaran keseluruhan
dari kesanggupan anak mengenai bidang tertentu. Reliable terkait dengan
keterpercayaan, yaitu bahwa soal yang disusun dapat memberikan keterangan
tentang kesanggupan peserta didik yang sesunggunya, serta tidak menimbulkan
tafsiran yang beraneka Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam,
Kencana Prenada Media Group,: Jakarta. 2006, cet. 2,ragam. Adapun efisiensi,
berkaitan dengan kemudahan dalam pengadministrasian, penilaian, dan
interpretasinya.[16]
a) Validity
Maksudnya adalah tes harus dilakukan
berdasarkan hal-hal yang harus dievaluasi, meliputi seluruh bidang tertentu
yang ingin diselidiki, sehingga tidak tidak hanya mencakup satu bidang saja,
melainkan harus memberikan gambaran keseluruhan.
b) Reliabe
Tes yang dapat dipercaya yang
memberikan keteranagn tentang kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya.
c) Efisiensi
Tes yang mudah dalam penilaian, dan
pengamalannya. Allah berfirman dalam surat Al-Insyiqaq ayat 8 :
فَسَوۡفَ
يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا
Artinya: “maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”.
F.
Sifat,
Macam-Macam, Dan Terknik Evaluasi Pendidikan Islam
1.
Sifat
–Sifat Evaluasi Pendidikan Islam
Sifat –sifat evaluasi yang dapat digunakan
dalam pendidikan Islam adalah:
a)
Kuantitatif
Yaitu hasil evaluasi yang diberikan skor atau
nilai dalam bentuk angka, misalnya 50, 80,100.
b)
Kualitatif
Yaitu hasil evaluasi diberikan dalam bentuk
pernyataan verbal, misalnya memuaskan, baik, cukup, dan kurang.
2.
Macam-macam
Evaluasi Pendidikan Islam
a)
Tes tertulis
b)
Tes lisan
c)
Perbuatan
3.
Teknik-teknik
Evaluasi Pendidikan Islam
a)
Teknik tes
Yaitu teknik yang digunakan untuk menilai
kemampuan peserta didik, meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil
belajar, serta bakat khusus dan intelegensinya. Yang terdiri dari:
1)
Uraian
2)
Objektifitas ( dalam bentuk betul salah).
3)
Pilihan ganda
4)
Isian
5)
Jawaban singkat.
b)
Nontes
Yaitu teknik yang digunakan untuk menilai
karakteristik lainnya, misalnya minat, sikap, dan kepribadian siswa.[17]
4.
Manfaat
Evaluasi
Evaluasi mempunyai manfaat bagi berbagai pihak.
Evaluasi hasil belajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses
pengajaran, terutama siswa, guru, pembimbing/penyuluh sekolah, dan orang tua
siswa.
a)
Manfaat bagi Siswa
Hasil evaluasi memberikan informasi tentang
sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Dengan
informasi ini siswa dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai. Terdapat dua
kemungkinan bagi siswa untuk mengambil sikap dan langkah yang sesuai tersebut.
1)
Hasil evaluasi tidak memuaskan
Apabila
ternyata hasil evaluasi menunjukkan siswa itu belum mencapai tujuan
instruksional yang diinginkan, ia dapat dimotivasi untuk belajar lebih giat
lagi dan mencari upaya untuk menutup kekurangannya. Meskipun demikian, hasil
serupa dapat mempunyai akibat negatif bagi sementara siswa, yakni mereka
menjadi putus asa dan motivasi belajarnya menurun atau bahkan hilang sama
sekali.
2) Hasil
evaluasi memuaskan
Apabila
hasil memuaskan siswa, siswa terdorong untuk mengulangi atau bahkan memperbaiki
hasilnya supaya dapat memperoleh kepuasan yang serupa di waktu yang akan
datang. Dengan demikian, siswa merasa ada motivasi untuk sekurang-kurangnya
mempertahankan tingkat kegiatan belajarnya atau malah lebih giat lagi belajar
di waktu yang akan datang. Seperti halnya dengan yang terjadi pada butir a di
atas, disini pun terdapat kemungkinan siswa sudah merasa puas dengan hasil yang
diperoleh sehingga tidak merasa adanya motivasi untuk belajar lebih giat lagi.[18]
b)
Manfaat bagi Guru
Hasil
evaluasi memberikan petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi pengajaran,
dan metoda mengajarnya.
1)
Keadaan siswa
Karena
hasil yang diperoleh dari evaluasi itu adalah hasil yang dicapai oleh tiap
siswa, hasil evaluasi tersebut memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan belajar tiap siswa berikut letak kesulitan belajar yang dialami oleh
mereka. Berdasarkan petunjuk ini guru dapat mengupayakan perbaikan atau
pengayaan belajar siswa.
2)
Keadaan materi pengajaran
Hasil
evaluasi pun dapat memberikan gambaran bagi guru tentang daya serap siswa atas
materi pengajaran yang disajikannya. Misalnya, hampir semua siswa mendapat
hasil yang tidak memuaskan pada soal-soal yang menannyakan satu topik tertentu,
berarti topik itu belum dikuasai oleh sebagian besar siswa. Guru dapat meneliti
lebih jauh keadaan materi yang belum dikuasai tersebut dan mengupayakan
perbaikan atau penyesuaiannya. Sebaliknya, apabila hasil evaluasi menunjukkan
bahwa semua atau hampir semua siswa telah menguasai bahan pengajaran tersebut,
maka materi pengajaran tersebut tidak perlu diulangi lagi.[19]
3)
Keadaan metoda pengajaran
Hasil
evaluasi dapat menunjukkan tepat tidaknya metoda mengajar yang dipergunakan
oleh guru dalam menyajikan suatu materi tertentu. Apabila hasil evaluasi
mengecewakan, terdapat kemungkinan bahwa metoda pengajaran yang diterapkan
untuk penyajian topik tertentu itu tidak atau belum sesuai. Guru berkewajiban
mencari metoda lain yang lebih cocok untuk mengajarkan materi pengajaran
tertentu itu.
c)
Manfaat bagi Pembimbing/Penyuluh
Bimbingan dan penyuluhan umumnya diarahkan
kepada usaha peningkatan daya serap siswa serta penyesuaian siswa dengan
lingkungannya. Upaya bimbingan dan penyuluhan akan lebih terarah kepada
tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat tentang keadaan siswa,
baik dari segi intektualnya maupun dari segi emosionalnya. Untuk memperoleh
informasi akurat yang diinginkan itu, evaluasi memegang peranan penting.
d)
Manfaat bagi Sekolah
Keberhasilan kegiatan belajar-mengajar
ditentukan pula oleh kondisi belajar yang diciptakan sekolah. Efektivitas
kegiatan belajar-mengajar yang dipersyaratkan antara lain oleh kondisi belajar
yang diciptakan sekolah itu diperoleh informasinya melalui evaluasi. Hasil
evaluasi yang diperoleh itu dapat dipakai sekolah untuk mengintrospeksi diri
untuk melihat sejauh mana kodisi belajar yang diciptakannya membantu
terselenggaranya pengajaran dengan baik.[20]
Dengan kondisi belajar tidak saja dimaksudkan
situasi yang ada selama proses belajar-mengajar berlangsung (misalnya suasana
tenang) tetapi juga kondisi yang berhubungan dengan siswa, guru, orang tua
siswa, dan sebagainya. Siswa yang senang berkelahi, guru yang tingkat
pendidikannya rendah, orang tua siswa yang acuh tak acuh terhadap perkembangan
belajar anaknya, semua itu merupakan kondisi yang memprasyaratkan kurangnya
keberhasilan kegiatan belajar-mengajar.
e)
Manfaat bagi Orang Tua Siswa
Semua orang tua ingin melihat sejauh mana
tingkat kemajuan yang dicapai anaknya di sekolah, kendatipun pengetahuan itu
tidak menjamin adanya upaya dari mereka untuk peningkatan kemajuan anaknya.
Oleh karena itu setiap caturwulan atau semester, sekolah memberikan laporan
kemajuan siswa kepada orang tuanya dalam bentuk buku rapor. Yang ada dalam buku
rapor itu tidak lain dari hasil evaluasi yang dibuat oleh guru dan semua
petugas sekolah terhadap siswa.[21]
5.
Sistem Evaluasi
dalam Pendidikan Islam
a.
Menguji daya kemampuan manusia yang beriman terhadap
berbagai macam problem kehidupan yang dialami (QS.Al-Baqarah:155).
وَلَنَبۡلُوَنَّكُم
بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ
وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar”.
b.
Untuk mengetahui sejauh mana hasil pendodikan
yang diberikan dan diaplikasikannya seperti yang dicontohkan Rasulullah kepada
umatnya (An-Naml:27).
قَالَ
سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Artinya:
“Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk
orang-orang yang berdusta.”
c.
Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup
keislaman atau keimanan seseorang seperti Allah mengevaluasi Nabi Ibrahim
ketika ia menyembelih anaknya Ismail (QS. As-Shaffat:103-107).
فَلَمَّآ
أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ
١٠٣ وَنَٰدَيۡنَٰهُ
أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ ١٠٤ قَدۡ
صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ
١٠٥ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ
١٠٦ وَفَدَيۡنَٰهُ
بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ١٠٧
Artinya:
103.
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)
104. Dan Kami panggillah dia:
"Hai Ibrahim
105. sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik
106. Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata
107. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.
d.
Untuk mengukur daya kognisi atau hafalan
manusia terhadap pelajaran yang telah diberikan kepadanya seperti Allah
mengevaluasi nabi Adam tentang asma-asmanya (QS. Al-Baqarah:31).
وَعَلَّمَ
ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ
أَنۢبُِٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
e.
Memberikan hadiah kepada peserta didik yang
mempunyai prestasi dan hukuman bagi siswa yang melanggar (QS. Al-Zalzalah:7-8).
فَمَن
يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ
٧ وَمَن
يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ
٨
Artinya:
7.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.
8.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi
juga diartikan sebagai suatu penilaian, maksudnya suatu kegiatan yang
direncanakan untuk mengukur tingkat kemajuan atau kemunduran suatu aktivitas
tertentu. Meode evaluasi ada dua yaitu tes dan pengukuran.
Tujuan
evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali
meteri yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Prinsip-prinsip
evaluasi pendidikan islam atara lain:
1. Prinsip
Kesinambungan ( Kontinuitas)
2. Prinsip
Menyeluruh (Komprehensif )
3. Prinsip
Objektivitas
Cara
evaluasipendidikan agama islam ada 2 yaitu evaluasi diri sendiri dan evaluasi
orang lain. Jenis-jenis evaluasi pendidikan islam ada 4 yaitu:
1.
Evaluasi formatif
2.
Evaluasi sumatif
3.
Evaluasi penempatan
4.
Evaluasi diagnosis
Syarat-syarat evaluasi pendidikan islam ada 3
yaitu:
1.
Validity
2.
Reliable
3.
Efisiensi
Sifat-sifat evaluasi pendidikan islam yaitu
kuantitatif dan kualitatif. Dan manfaat evaluasi pendidikan islam ada 5 yaitu
manfaat bagi siswa, guru, pembimbing atau penyuluh, orang tua, dan bagi
sekolah.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan
dapat memahami yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan islam. Dan perlunya
perbaikan setelah mengadakan evaluasi, perlunya menelaah kembali secara
berulang ulang terhadap pembelajaran yang ada di Indonesia agar dapat tercapai
tujuan ytang diharapkan,berusaha menjadi yang terbaik. Penulis mengucapkan mohon maaf kepada semua
pihak khususnya para dosen dan umumnya untuk semua mahasiswa mengenai kritik
dan saran. Karena penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, 2000. Jakarta: Bumi Aksara.
Basri
Hasan, Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam ( jilid II), 2010. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Mujib
Abdul, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, 2006. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Nata
Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, 2010. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Uhbiyati
Nur, Ilmu Pendidikan Islam II, 1997. Bandung: Pustaka Setia.
[6] Abdul
Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media
Group,: Jakarta. 2006, cet. 2, hlm.213.
[16]
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group:
Jakarta. 2010, cet. 1, hlm.311.
[18] Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia. 1997. Hlm. 137
No comments:
Post a Comment